Bicara Hadis


Wednesday, October 15, 2008

APABILA BENCIKU BERBUNGA CINTA


Anda mungkin pernah dengar benci asal dari sebuah kecintaan. Bila kita benci pada sesuatu, maka kebencian itu akan terus menghantui kita, tapi biasanya juga kita tepis dari hati kita atau biasanya juga menimbulkan kecintaan. Pendapat ketiga ini yang mungkin aku alami.,,

Lahir di Simalungun, 17 Mei 1972, dalam keluarga yang memeluk agama kristian. Sampai aku hijrah ke kota pendidikan ini untuk menimba ilmu, ajaran ini tetap aku pegang teguh. Walau pada akhirnya semua itu sekarang tinggal menjadi kenangan pahit saja bagi aku yang melepaskan beberapa tahun umur aku tanpa faedah dengan tidak memeluk agama Islam.

Sebelum timbulnya rasa kecintaan aku kepada Islam dan masuk menjadi penganutnya, yang ada dalam hati aku hanyalah rasa benci kepada Islam. Rasa kebencian itu merasuki jiwaku yang sebenarnya belum mendalami tentang Islam. Yang aku ketahui hanyalah bahwa orang non-Kristian (bukan pengikut Kristus yang mengakuinya sebagai Anak Allah) ialah merupakan orang KAFIR. Dan di hari penghakiman nanti Jesus Kristus juga tidak akan mengakuinya, demikian juga dengan Bapa yang ada di Syurga.

Secara logikal Kristian mengemukakan bahawa tiada agama yang lebih baik selain agama Kristian sehingga hanya penganutnya lah yang menjadi calon penghuni syurga kelak. Ajaran ini terus merasuk dalam hatiku, sehingga bilamana melihat orang non kristian maka hanya pikiran jelek yang merasuki pikiranku, dan beranggapan bahwa orang itu ialah calon sahabat Luciver nanti di penyiksaan Neraka. Karena itu maka, aku memilih milih teman bermain.

Interaksi dengan non kristian aku jaga batas batasnya. Apalagi menurut anggapan kami (umat Kristian) orang Islam itu membelotkan isi Al-Kitab, khususnya tentang Jesus yang tidak diakui sebagai Sang Penebus Dosa umat manusia.

Pada kenyataan selanjutnya aku ternyata tak bisa mempertahankan dan menegakkan pendapat aku itu. Berawal dari persahabatan dengan rakan Muslim yang tidak dapat ku hindari, karana tak adanya alasan memusuhinya secara jasamaniah. Berawal dari teman dan akhirnya terjadi dialog-dialog tentang agama masing-masing.

"Tuhan itu ialah Trinitasi" itulah yang aku ungkapkan dalam banyak dialog tapi dia menyangkalnya dengan mengatakan bahwa Tuhan itu Esa, Dia zat yang Maha Agung, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Logikanya bila Tuhan itu punya keturunan, berarti Tuhan itu tak ubahnya seperti kita. Sifat manusia ialah berketurunan, maka jika jesus itu anak Allah, bererti Jesus pun akan memiliki keturunan.

Hal yang kedua yang membuat `goyah' pendirianku ialah Jesus itu Tuhan dan Tuhan itu ialah Trinity bererti dalam pengertian Tuhan yang aku anuti ada TIGA ZAT yang berkuasa atas umat manusia, maka akan ada perebutan pengaruh dari ketiganya terhadap umat mereka. Dan mereka tentu akan berbeza .

kenyataannya diri sebagai Roh Kudus maka hal itu bila kita terapkan pada sistem pemerintahan akan muncul dualisme. Apa ini bisa anda terima, begitu juga diriku. Bingung menelaahnya. Ditambah lagi dengan keterangan dari Dia (lihat Yohannes, 20:17). Dari keterangan-keterangan itu akhirnya timbul satu fikiran dalam otakku iaitu ternyata ISLAM itu lebih masuk akal.

Tuhannya hanya SATU, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Al-Qur'an itu ialah benar dan asli kerana dijaga sendiri oleh Tuhan sampai akhir zaman tanpa dibumbui oleh logika orang-orang pintar yang akhirnya malah menyesatkan ajaran yang sesungguhnya.

Murtad memang merupakan dosa besar, tapi akankah aku katakan yang salah itu benar, sedang yang benar itu salah ? Alhamdulillah, ternyata hatiku belum sekotor itu. Pertama kali mengucapkan dua kalimah syahadat tanggal 2 Februari 1993 membuat haru hatiku. Seolah aku dilahirkan kembali bak kertas putih, yang belum berisi tulisan-tulisan perbuatanku yang telah lalu. Karena hakikatnya manusia lahirnya itu suci dan segala dosanya dia tanggung sendiri.

Mungkin kawan-kawan seagamaku dulu menganggap bahwa aku ialah orang yang berdosa dan mungkin paling berdosa karena murtad. Namun semua itu dapat ku tepis dengan keyakinan akan agama yang H A Q ini. Dan aku berkeyakinan bahwa justeru akulah yang telah diberi cahaya Tuhan. Aku terima dengan lapang dada semua gunjingan tentang diriku, apalagi ketika pulang kampung.

Aku kasihan kepada mereka yang belum menemukan kebenaran jalan hidupnya. Belum mengerti akan apa yang mereka `benci' itu sebenarnya ialah suatu kebenaran yang mutlak. Semoga mereka di kelak kemudian harijuga diberikan cahaya (=hidayah; wasi'an) kebenaran yang sudah aku dapat kan sekarang. Dan semoga kebenaran Islam akan semakin menyertai segenap gerak langkah dalam hidupku selanjutnya...

'Aku' adalah seorang yang membenci Islam ketika dahulu. Namun hidayah Allah tiada siapa yang berhakmenghalangnya.Alhamdulillah, Seorang lagi menyertai kita semua.Sungguh,Hidayah itu milik Allah.Dia memberi kepada siapa yang dikehendakinya. kalo kita teliti sahabat kita non-muslim di Malaysia khususnya di USM masih lagi tercari-cari 'cahaya' itu, sedangkan kita yang telah berada dalam 'lingkaran cahaya' itu seolah-olah mengabaikan 'cahaya' itu. Dimana silapnya bila mana dikatakan Islam Di Malaysia pada hari ini tidak berkembang?Anda mahu bukti? Anda bijak IT bukan?Rujukan statistik menunjukkan ramai non-muslim convert to Islam di setiap negara di dunia setiap tahun.Bandingkan dengan Malaysia.Bagaimana?Apa dah Jadi? Bukankah Malaysia sebuah negara Islam?Di manakah silapnya?...
Photobucket

satu cinta...